Jumat, 02 September 2016

13 Ujian Pasca Pernikahan yang Harus Kamu Lalui

Ternyata, setelah menikah itu...

Menikah itu Tak Hanya Bahagia, Ada 13 Ujian Pernikahan yang Selalu Siap Menanti KalianSumber Gambar: koreanconceptweddingphotography.wordpress.com


"Setelah menikah, hidupku akan sempurna denganmu."
Kira-kira, itulah kata-kata gombal yang sering kita dengarkan. Katanya, setelah menikah itu hidupmu akan indah karena (akhirnya) kamu bersama pasangan sejatimu. Tapi kamu harus sadar, bahwa pernikahan itu gak cuma yang indah-indah saja. Ada kekurangan di sana-sini yang perlu kamu "tambal" bersama pasangan halalmu. Oleh karena itu, sudah sadarkah kamu dengan realita-realita ini?

1. Untuk suami, masalah finansial yang harus dipikirkan tentu akan bertambah.

Tidak menghidupi diri sendiri, tapi keluargaSumber Gambar: 20timessquare.com
Tidak bisa dipungkiri, masalah finansial menjadi suatu hal krusial saat berumah tangga. Dari yang biasanya sendiri, sekarang harus menghidupi istri dan anak. Dari yang biasanya sering hangout, sekarang mulai memikirkan menabung untuk membeli rumah. Jika kalian sama-sama bekerja, masalah finansial tidak terlalu membebani. Namun ada baiknya untuk memulai perencanaan keuangan jauh sebelum memantapkan diri ke jenjang pernikahan.

2. Buat istri, sudah waktunya gak manja lagi, ada suami yang perlu diperhatikan juga.

2-06aa680aee6136dc65a56fe673c91556.jpgSumber Gambar: ocdn.eu
Cewek baru mantap disebut istri jika sudah lancar mengerti kebutuhan suami. Bisa memasak, mengurus rumah tangga, mengelola keuangan keluarga, memberi dukungan saat suami lelah serta dirundung masalah, dan sebagainya. Ketika istri berkarir, kebutuhan suami dan keluarga tetaplah wajib menjadi prioritas nomor satu.

3. Ingat, masih ada orangtua dan mertua yang perlu kamu jaga juga.

3-002c3f6b6b6215d83dc236efe89a8f99.jpgSumber Gambar: stephanietwell.com
Menikah itu juga menyatukan dua keluarga yang berbeda. Dengan kata lain, kalian perlu menyatukan dua tabiat yang berbeda. Kalian perlu saling bekerja sama untuk menghapal kebiasaan orangtua kalian masing-masing. Dengan membiasakan diri untuk menjaga dua keluarga, tentu akan jauh lebih mudah memperhatikan dan menjaga mereka.

4. Dengan menikah, semakin banyak sifat pasangan yang terbuka.

4-ba03a8ef01c5b663382cd46a2e0f4968.jpgSumber Gambar: pinimg.com
"Ih, kamu kalau tidur sukanya kentut!"
"Kamu mandinya lama banget. Luluran ya?"
"Jangan pakai baju itu dong. Malu-maluin di depan teman kerjaku."

Percayalah! Setelah menikah nanti, ada ekspresi semacam di atas yang akan kamu lontarkan. Baik untuk hal yang sifatnya sepele, maupun yang agak serius. Sabar dulu, jangan merasa kecewa terlebih dulu. Ingat, kalian sudah mengikat janji suci. Bertengkar itu wajar, yang perlu dilakukan adalah saling menerima kebiasaan tersebut. Atau mungkin juga, kalian bisa sama-sama mengurangi kebiasaan jelek itu sampai akhirnya saling menerima.

5. Hamil sembilan bulan bisa terasa berat kalau tidak ada kerjasama yang kuat.

menikah5-e0c126879b40579f3e920fd95cb6173a.jpgSumber Gambar: axioo.com
Jangan dikira hamil sembilan bulan itu hanya kerja istri. Bukan, ini juga kerja suami untuk mengikuti istrinya. Perubahan mood, perubahan fisik, muntah-muntah, pusing bahkan ngidam, tak lagi berasa berat kalau suami siap mendukung istrinya.

6. Ketika anak lahir, di situlah muncul tantangan jangka panjang yang lain.

menikah6-e1864374d88473ebb1235cfbf2ba4ebf.jpgSumber Gambar: axioo.com
Kini ada bayi kecil yang sehat dan lucu di antara kalian. Tapi di balik itu, kamu perlu memulai memikirkan perencanaan keuangan yang matang untuk membiayai kebutuhannya. Mulai dari susu, pakaian, hingga pendidikannya di masa depan.
Baca Juga: Siapa Bilang Menikah Itu Enak? Pikir Dulu!

7. Setelah menikah, pulang rumah usai kerja merupakan prioritas pertama dalam kehidupanmu.

7-303dab2de35f4869f10cf5e4fe4ec319.pngSumber Gambar: bestviencare.com
A: "Habis jam kantor, kita mau ngumpul di resto nih. Ikutan, yuk! Ditraktir lho!"
B: "Enggak, ah! Aku mau langsung pulang aja. Kasian anak - istri di rumah nungguin."
Ketika belum menikah, tentu tidak perlu berpikir dua kali menerima ajakan teman. Tapi kalau sudah menikah, prioritas kalian akan bersama orang di rumah. Kalian tidak ingin kehilangan momen berharga dengan anak. Lagipula kalau nanti terjadi sesuatu, siapa juga yang menanggung susahnya selain kalian berdua?

8. Seiring bertambahnya usia anak, waktu bersama pun akan semakin berkurang.

8-c66d88c9c2b5d2561753cef5f057c78d.jpgSumber Gambar: pepperdine.edu
Semakin besar usia anak (dan semakin banyaknya anak yang dipunya), tentunya kebutuhan keluarga tidaklah sesimpel dahulu. Gak heran kalau waktu berdua juga semakin berkurang. Namun percayalah, ini merupakan saat-saat kalian diuji. Yang satu diuji perjuangannya, yang satu diuji kesetiaannya.

9. Karir juga meningkat dengan tajam, namun godaan yang datang semakin banyak juga.

menikah9-8aff38f0b63f66877024abe46fa1940b.jpgSumber Gambar: lifehackery.com
Semakin sukses seseorang, semakin banyak godaan menerpa. Sebagai istri, kamu masih dituntut pengertian terhadap profesi suami yang semakin padat-padatnya. Jika nanti muncul gosip atau terpaan berita miring, jangan terburu terprovokasi. Begitu juga sebaliknya dengan suami. Bila salah satu tersandung masalah, kalian harus saling setia mendampingi dan menguatkan.

10. Belajar bagaimana caranya memantau anak, tanpa mengekangnya itu susah!

10-6977901d04993a1101698b8821c3a3b9.jpgSumber Gambar: ehowcdn.com
Perjuangan kamu sebagai pasangan yang menikah, tidak terhenti sampai anak dewasa. Ketika di usia ini, pergaulan anak sudah semakin luas. Sudah waktunya belajar caranya untuk memantau anak tanpa terlihat mengekannya. Dan ini tidak mudah, lho!

11. Ketika anak telah memilih kehidupannya sendiri, percayalah kalian akan selalu dibutuhkan olehnya, sesederhana apapun itu!

11-ee6ac3ad517d4df6d6dc8b66507a4d03.jpgSumber Gambar: brideonline.com.au
Akhirnya, kamu menuntaskan tugasmu sebagai orang tua. Anakmu mendapatkan jodohnya dan memilih jalan hidupnya sendiri. Ia menikahdan hidup mandiri dengan berpisah dari keluarga. Ia pun mulai merasakan perjuangan yang sama, seperti yang kamu alami dahulu. Namun semandiri apapun ia, percayalah! Ia akan terus membutuhkan peranmu sebagai orang tua, sesederhana apapun itu.

12. Di usia yang tak bisa dibilang muda lagi, kamu menyadari bahwa perjuangan orangtuamu dulu tidak bisa dianggap sebelah mata.

12-51d08dbaadebed246a13120b514fc4b2.jpgSumber Gambar: staticflickr.com
Seluruh anakmu telah memilih mandiri dengan hidupnya masing-masing. Dengan begitu, kamu kini hanya tinggal berdua dengan suami di rumah. Di titik inilah, kamu banyak merenung dan merindukan nostalgia. Kamu mulai ingat masa kecilmu, yang mana sangat bandel pada orangtua. Namun setelah menikah dan menjadi orangtua, kamu sadar betapa beratnya perjuangan orangtuamu dulu untuk mendahulukan anaknya.

13. Karena hanya Tuhan yang mampu memisahkan cintamu, kamu akan tetap saling memperjuangkan dan mengisi satu sama lain.

13-a5aab4688f2936b9556cf166fd868a7b.jpgSumber Gambar: crnobelo.com
Dan pada akhirnya, meski kamu sudah tidak bekerja lagi, meski kamu sudah tidak mengasuh anak lagi, bukan berarti perjuangan pasca pernikahan berakhir. Saat inilah keriput di wajahmu mulai subur. Rambut-rambutmu juga memudar kehitamannya. Tubuh juga tak berbentuk gitar spanyol karena riwayat kehamilan. Tapi perjuanganmu pasca pernikahan belum berakhir.
Kamu masih harus berjuang mempertahankan cintamu dengan suami, hingga akhir nanti. Bagaimana pun kalian nampak sekarang, cuma Tuhan yang bisa memutuskan cinta kalian.

*Dilansir dari www.IDNtimes.com

Jangan Menikah Sebelum Kamu JUJUR menjawab 11 Pertanyaan Ini

Menuju ke pelaminan merupakan langkah yang wajib kamu pikirkan masak-masak. Perkawinan adalah hal yang hanya akan kamu lakukan satu kali seumur hidup (serius, jangan sampai dua kali!) dan hanya bisa dipisahkan oleh maut. Sebelum kamu mengambil keputusan yang besar ini dengan “emosi” jiwa saja, coba deh jawab 11 pertanyaan ini. Kalau bisa menjawabnya, maka kamu siap ke pelaminan!
1. Apakah kamu berbahagia dalam hubungan selama ini?
1 (2).jpgSumber Gambar : explicitgists.com
Ini pertanyaan paling dasar sekaligus gampang jawabnya. Jika kamu menjawab “Ya” maka si doi memang pantas dipikirkan untuk menjadi pendamping hidupmu seumur hidup. Sebaliknya, kalau jawabanmu tidak, sudah jelas kan, kalau dia bukan The One?
2. Apakah kamu pernah merasa terjebak bersamanya?
2 (2).jpgSumber Gambar : femaleasia.com
Jika kamu pernah – bahkan sering – merasa terkekang saat bersamanya, mungkin kamu perlu berpikir masak apakah hubungan kalian pantas dilanjutkan ke jenjang yang lebih dalam. Ingat, kamu akan bersama dia setiap hari seumur hidupmu. Kalau saat pacaran saja sudah terasa terjebak, apalagi saat menikah nanti?
3. Apakah kamu bisa melakukan segala hal bersama – dan bersenang-senang?
3 (2).jpgSumber Gambar : familyandcouplescounseling.com
Mencari pasangan yang berbeda itu memang menarik, namun jika terlalu berbeda sampai kalian “nggak nyambung” satu sama lain, tentu nggak enak banget, dong! Supaya hubungan awet, tentu kalian perlu mencari aktivitas bersama dan kalian berdua sukai. Kalau nggak ada? Hmm... mungkin lama kelamaan kamu bosan dengan si doi.
4. Apakah hubungan ini memiliki bobot seimbang?
4 (2).jpgSumber Gambar : theparisphotographer.com
Bobot seimbang disini adalah kalian berdua sama-sama saling mencintai dan memahami. Tentu saja, pasti salah satu dari kalian ada yang “lebih” namun setidaknya hanya berbeda dua hingga lima persen saja. Jika salah satunya terlalu mencintai, dan satu lagi cuek, tentu saja lama kelamaan kalian akan banyak ribut.
5. Apakah kamu mempercayai si doi?
5 (2).jpgSumber Gambar : foxnews.com
Jika kamu saja tidak terlalu mempercayai si doi, maka buat apa kamu melanjutkan ke jenjang berikutnya?
6. Apakah dia benar-benar rekan hidup, atau hanyalah orang yang bertindak sebagai “pengasuh”mu?
6 (3).jpgSumber Gambar : letscleanup.com.au
Ada saja pasangan yang bertindak sebagai seorang pengasuh dibandingkan rekan. “Pengasuh” disini dia terlalu pasrah dan selalu mengikuti apa yang kamu inginkan. Didalam hidup, kita membutuhkan seorang rekan yang dapat diajak tukar pikiran dan berdiskusi bersama. Jika dia pasrah saja,  lama-lama kamu akan bosan.
7. Apakah kamu berkembang ke arah yang lebih baik saat bersama-sama?
7 (1).jpgSumber Gambar : sheknows.com
Hubungan yang baik adalah saat kalian berdua berkembang ke arah yang lebih positif. Apabila karena hubungan ini kalian semakin hancur, karir menurun, bahkan hubungan dengan orang lain serta keluarga menjadi renggang, sepertinya kalian perlu memikirkan hubungan ini dengan matang.
8. Apakah kamu atau si doi berubah karena satu sama lain?
8 (1).jpgSumber Gambar : cooladvices.com
Apabila berubah menuju kearah yang lebih baik, maka teruskan hubungan tersebut. Jika kamu merasa “dipaksa” menjadi orang lain, artinya dia tak bisa menerima dirimu yang sesungguhnya dan mungkin saja dia bukanlah orang yang tepat untukmu.
9. Apakah kamu benar-benar tertarik dengannya?
9 (1).jpgSumber Gambar : techtimes.com
Disaat bersamanya, kalau kamu sering memikirkan orang lain di pikiranmu, ataupun memikirkan masalah, dan hal-hal lain yang tak berhubungan dengannya, mungkin kamu hanya menjalani hubungan ini karena “sudah lama bersamanya”. Hati-hati, sikap ini bisa membuat kamu sendiri stress, bahkan berpotensi untuk selingkuh dengan orang lain kedepannya, lho.
10.  Apakah kalian saling mendukung satu sama lain?
10 (1).jpgSumber Gambar : attractgetwomen.com
Pasangan harus selalu kompak supaya kalian dapat melalui aneka masalah yang menghadang di masa depan. Hubungan pernikahan itu tidak mudah dan banyak rintangan, belum lagi kalau kamu mendapatkan masalah di tempat kerja, tentu kamu membutuhkan seseorang untuk menopang dan berdiskusi bersama-sama.
11. Apakah kamu benar-benar siap menerima dia apa adanya?
11.gifSumber Gambar : poynter.org
Yap, ini pertanyaan terpenting yang mungkin nggak berani dijawab oleh beberapa orang. Dalam pernikahan, kamu benar-benar akan berkumpul bersamanya, melihatnya setiap hari, bahkan saat kamu baru bangun dari tidur. Kamu akan mengerti segala kejelekan dan keburukan sifatnya, dan kamu harus menerima itu semua apa adanya.
Jadii... bisakah kamu menjawab 11 pertanyaan ini?

*Dilansir dari IDNtimes.com

Minggu, 29 Mei 2016

Menikah biaya sendiri? Jangan takut! Ini dia tips-nya!

TIPS MENIKAH BIAYA SENDIRI ☆☆☆☆☆

Berdasarkan pengalaman penulis


TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN, JIKA BERUSAHA

Bagi sebagian calon pengantin aka capeng, mungkin menikah dengan biaya sendiri tanpa mengandalkan orang tua sangatlah membanggakan dan membahagiakan. Rasa penuh pengertian terhadap keluarga dan rasa bertanggung jawab terhadap calon pasangan membuat kita ingin berusaha dan berupaya semaksimal mungkin dengan keringat sendiri.
Bagi kamu yang sudah ada perencanaan mengenai pernikahan kamu, kamu bisa baca artikel ini dan dapatkan tips yang akan mematangkan rencana kamu! Dan bagi kamu yang belum ada rencana apapun, artikel ini akan menggugah hati kamu untuk memulai 'one step closer' dengan pasanganmu.




Check it out! ♡


#Pertama, tentukan target kapan kamu akan menikah

Hal ini merupakan langkah pertama yang dapat dilakukan bagi setiap orang, yakni memilih target kapan harus menikah. Apakah setahun lagi, dua tahun lagi, tiga tahun lagi atau sekian tahun lagi. Bagi yang sudah memiliki pasangan, coba mulailah untuk sedikit-sedikit menyinggung mengenai 'one step closer' dengan pasangan kamu sebagai bentuk keseriusanmu. Bagi yang belum punya pasangan, sangat tidak masalah untuk menentukan kapan kamu akan menikah. Justru hal ini sangat baik dan akan membuatmu lebih siap dan lebih matang saat sudah bertemu seseorang yang tepat untuk dijadikan teman hidupmu. Tentukan saja dengan berani dan percaya diri, hal ini akan berpengaruh pada jumlah biaya yang harus dipersiapkan dan disisihkan.


#Kedua, tentukan konsep dan budget pernikahanmu

Hal ini merupakan bayangan akan seperti apa konsep pernikahan yang kamu inginkan dan seperti apa 'tingkat kemewahannya'. Tentukan konsep yang sesuai dengan budget yang juga sesuai dengan kemampuanmu. Silakan bermimpi untuk membuat pesta pernikahan yang tidak terlupakan bersama pasanganmu, tapi ingat ini adalah rencana dengan biaya sendiri. Jangan pilih konsep yang belebihan yang diluar kemampuanmu. Walaupun masih dalam bayang-bayang, hal ini cukup penting dan berpengaruh pada biaya yang harus kamu siapkan. Namun dapat juga kita tentukan berapa besar budget yang mampu disiapkan, lalu pilih konsep yang sesuai dengan budgetmu. Pointnya adalah semua tergantung kemampuanmu.


#Ketiga, sisihkan sebagian penghasilanmu

Setelah kedua point di atas dilakukan, sekarang giliranmu untuk menyisihkan sebagian dari penghasilanmu rutin setiap bulan. Jika kamu terbiasa dengan menabung, hal ini akan sangat mudah untuk dilakukan dan hanya tinggal melanjutkannya saja. Namun jika kamu belum memiliki tabungan sedikitpun, tidak jadi masalah dan segeralah untuk memulai. Tidak ada kata terlambat, karena lebih baik daripada tidak ama sekali. Sesuaikan besarnya tabunganmu per-bulan dengan budget yang harus kamu siapkan, berapa lamanya target kapan kamu akan menikah juga akan berpengaruh pada besaran yang harus disisihkan per bulannya. Sisihkan sesuai dengan besarnya peghasilanmu dan berapa besar kebutuhan hidup sehari-hari, yang penting jangan sampai kamu kurus kering setelah menabung yaa! ^o^


#Keempat, pisahkan rekening tabungan menikah

Tips selanjutnya adalah pisahkan rekening tabungan menikahmu dengan rekening hari-harimu. Sebaiknya kamu memiliki rekening tabungan lebih dari satu account, cukup rekening tabungan biasa saja seperti yang lainnya. Tidak perlu membuat rekening deposito, cukup dengan tabungan biasa dan simpan kartu ATM-nya di tempat yang aman dan tidak perlu dibawa-bawa didalam dompet. Atau juga bisa kamu titipkan kepada orang tuamu atau seseorang yang bisa kamu percaya dan jaga pin ATM kamu dengan baik. Memisahkan tabungan menikah dengan rekening hari-hari bertujuan untuk tak tercampurnya uang yang kamu tujukan dan mengindari tangan gatal untuk mengambil uang di ATM.


#Kelima, menabung logam mulia

Selain menabung dalam bentuk rupiah, menabung logam mulia juga bisa jadi jalan emas untuk memiliki simpanan yang menguntungkan. Menabung logam mulia memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan menabung rupiah, diantaranya adalah nilainya lebih stabil untuk waktu yang lama dan dalam jangka tahunan harganya dipastikan meningkat mengikuti harga emas dunia. Ketika sudah mendekati waktu dimana kamu akan menikah, kamu bisa menjual sebagian tabungan logam mulia kamu ke perorangan ataupun toko emas dengan harga yang berlaku pada saat itu, bukan harga disaat kamu membeli. Dan sebagian lagi kamu bisa jadikan sebagai mahar dan/atau mas kawin untuk pasanganmu. Pilihan menabung yang bagus, bukan? ^_^


#Keenam, mantapkan hati dan komitmen

Dari semua tips di atas, point ini adalah point terpenting. Semua hanyalah isapan jempol bila tanpa adanya hati yang mantap untuk memulai langkah yang lebih jauh dan menaiki anak tangga yang lebih tinggi. Selain itu, komitmen untuk bersungguh-sungguh menjalankannya juga sangat penting. Mantapkan hatimu, percayalah bahwa berjuang dari NOL rasanya nikmat sekali. ^o^


Itulah enam tips yang bisa saya bagikan kepada kamu yang baru ingin atau bahkan sudah memulai 'one step closer' dengan pasanganmu. Terlepas dari itu semua, yakinlah bahwa tidak ada orang tua dan keluarga yang tidak ingin membantu, semua pasti ingin. Dan yakinlah juga bahwa Tuhan akan terus membuka pintu rejeki bagi orang-orang yang berniat tulus dan berusaha dengan sungguh-sungguh.



LELAKI BAIK HANYA UNTUK WANITA BAIK-BAIK. WANITA BAIK HANYA UNTUK LELAKI BAIK-BAIK.